'Kalau ada gue nitip cilok, Re, sama tahu chrispy. Pakai duit lo dulu, nanti gue ganti.'
Bibir Reva mengerucut membaca pesan dari Nisa. Niatnya hanya basa basi, ternyata temannya iti benar nitip jajanan. Setelah selesai dengan Sean, Reva memang tidak bohong untuk ke apotik. Hati yang masih gelisah, membuat Reva lebih cepatan membeli pil tersebut.
Pil kontrasepsi darurat sudah ada di tangan. Sejenak Reva terdiam, memandangi obat tersebut. Semoga saja tidak ada yang terlambat, semoga saja aman.
Setelah semua beres, Reva kembali bangkit dari duduknya. Dia harus segera ke kantor, Reva tidak mau membuat temannya curiga. Untung saja di dekat kantor ada penjual cilok, hanya saja tahu tidak ada. Ya sudah, daripada tidak sama sekali, mending beli salah satunya.