Bak anak ayam, kini Reva tengah mengekori pria di depannya dengan kepala menunduk. Walaupun menunduk, rasanya Reva tidak akan menabrak apapun. Rasanya Reva sangat gemas, ingin sekali dia meloncat lalu memeluk tubuh pria di depannya. Kira-kira, kalau Reva melakukan itu sekarang, seisi kantor akan gempar tidak ya?
Sean itu sangat gagah, berwibawa pula. Bukan hanya itu, kalau di kantor wajahnya selalu ditekuk, mana ada dia tersenyum? Mungkin para karyawan di sini sudah terbiasa, justru kalau mereka lihat Sean tersenyum, yang ada step mendadak. Padahal jauh dari itu, Sean sangat manja kepada dirinya.
Sisi yang sangat terbalik, tapi Reva suka.
Sedang asik melamun, tiba-tiba saja Reva menabrak seseorang membuatnya meringis. Perlahan Reva mendongakkan wajahnya, menatap Sean dengan cengiran khasnya.
"Ngapain ikutin saya?"
"Emang ga boleh?"