Memantapkan hati.
Mengeluarkan senyuman.
Tarik napas dalam-dalam.
Itulah yang sejak tadi Reva lalukan.
Tin!
Tangan Reva melambai, merespon pamitan pria yang kini sudah menjauh. Dia tidak berbohong, dia memang mengantarnya sampai rumah.
Senyum kepalsuan itu kembali sirna, Reva menurunkan tangannya lalu melangkan membuka pagar. Jika biasanya habis liburan bahagia, tetapi konsep itu tidak berlaku untuk Reva.
Hari sudah malam, untung saja Reva selalu membawa kunci jadi tidak perlu merepotkan sang Ibu di dalam.
Langkah lesu Reva mengiringi jalan masuknya ke dalam. Baru saja tangannya ingin membuka pintu, namun dia dikejutkan oleh sesosok putih di depan matanya.
"Reva?"
"AAAA ADA HANTU!" Reva menjerit histeris sembari melompat-lompat. Mata yang sudah tertutup sempurna, namun kini Reva bingung mau berbuat apa.
Lari! Harusnya memang lari! Sialnya, kaki Reva terasa sangat berat. Ya Tuhan, baru seminggu dirinya pulang, kenapa Ibunya sudah mencari anak baru?