"A-aku ... aku.."
Sudah gugup, ditambah Sean berdiri mendekat, sontak saja membuat Reva mundur beberapa langkah. Jarak yang lumayan dekat, membuat Reva bisa melihat kerutan di kening Sean.
Susah payah Reva mengumpulkan nyali, mencoba menenangkan hati agar bisa berbicara dengan jelas. Namun sialnya, itu semua sangat susah!
"Bicara yang jelas, saya ga suka wanita banyak drama dan lembek."
"Kamu dengar saya?"
Perlahan Reva mengangkat wajahnya menatap Sean, sekuat tenaga dia menahan air mata yang tidak seharusnya keluar.
"Reva!"
"A-aku ... aku hamil."
Tubuh tegap Sean menegang, kedua matanya terus menatap lekat wanita di depannya. Wanita itu kembali menunduk, bahkan mundur selangkah. Sean menerjap, apa yang baru saja wanitanya katakan?
"Bicara apa kamu?"
"Tatap mata saya, Re."
"Maaf," cicit Reva dengan suara pelan. Demi apapun, Reva sangat takut. Bagaimana jika pria di depannya murka lalu melempar dirinya keluar jendela?
"Liat saya, Reva!"