'Itu test pack asli, kamu juga ngga salah liat garis.'
'Sean sempat nginap di rumah. Harusnya dari situ kamu tau diri sih. Batalin semuanya, pergi jauhi Sean.'
Kedua mata Reva kembali memejam, mulutnya terkatup rapat agar tidak mengeluarkan suara tangisan. Reva tidak tahu ada masalah apa, dia juga tidak tahu kenapa Jihan bisa kirim foto test pack dan kata-kata seperti tadi. Otak Reva ngelag, dia tidak bisa berfikir jernih malam ini.
Hari semakin larut, bahkan pria di hadapannya sudah sangat pulas membenamkan tubuhnya di dalam selimut. Hujan memang belum berhenti, seakan-akan sedang mengejek Reva yang tengah bingung.
Tangan Reva terulur mengusap wajah Sean dengan lembut. Apa iya Sean sengaja menutupi ini semua? Apa iya mereka kembali satu atap di belakangnya? Apa iya Jihan hamil? Kalau memang Jihan hamil, Reva harus mengkaji ulang acara pernikahannya, karena Reva mungkin melanjutkan.
Pusing dan pening!