Eugene hanya was-was sambil berdoa memejamkan matanya, "Semoga aku sekelompok dengan Jenny dan Sisca! Ku mohon!" ujarnya dalam hati.
"Anggota kelompok ke-5 Kevin, Jenny, Sisca" ujar Pak Rudi.
"Kita sekelompok Jen, Sis!" ujar Eugene kegirangan.
"Syukurlah kita sekelompok Eugene, tapi" ujar Jenny terhenti sambil menoleh kearah Kevin.
Eugene mengetahui siapa yang dimaksud oleh Jenny,
"Tidak apa Jen! Dia kan pintar! Pasti bisa membantu kita mengerjakan tugas ini" ujar Eugene.
"Memangnya dia mau? Dia sedikit menghindarimu bukan?" bisik Jenny.
"Tenang saja! Pasti dia mau bekerja kelompok bersama kita. Ngomong-ngomong nanti kita buat di perpustakaan saja ya!" ujar Eugene.
"Boleh saja Eugene!" ujar jenny lalu ia membalikkan badannya lagi dan berfokus ke depan arah papan tulis.
"Vin, nanti sehabis pulang kuliah kerja kelompoknya di perpustakaan ya!" ujar Eugene.
"Ya!" jawab Kevin.
Setelah mendengar jawaban dari Kevin, Eugene kembali membalikkan badannya dan fokus ke depan lagi.
Setelah jam pelajaran selesai, mereka semua bergegas untuk pulang. Hanya Eugene, Kevin, Sisca, dan Jenny yang masih berada di kampus. Mereka pergi ke kantin terlebih dahulu untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas kelompok mereka. Setelah mereka makan bersama, mereka berjalan menuju perpustakaan, sesampai di perpustakaan ternyata masih banyak yang belum pulang dan masih duduk membaca diperpustakaan.
"Aku kira di perpustakaan sudah gak ada penghuninya, ternyata masih banyak juga ya yang belum pulang dan masih membaca di perpustakaan" ujar Jenny.
"Iya nih! Pikirku tadi juga begitu! Makanya aku mengajak kerja kelompok disini. Jadi apakah kita tetap melanjutkan kerja kelompok disini?" tanya Eugene
"Tentu saja! Masih banyak tempat yang kosong dan jauh dari orang-orang. Masuk saja!" ujar Kevin.
Kevin masuk terlebih dahulu dan mereka mengekornya, Kevin memilih tempat duduk yang pas untuk berempat dan agak jauh dari orang-orang tepatnya mereka berada di barisan meja paling belakang. Kevin duduk terlebih dahulu di bagian belakang, Jenny dan Sisca sengaja duduk bersebelahan dan duduk di bagian luar menghadap ke rak buku yang menyender ke dinding. Eugene terpaks duduk di samping Kevin, Eugene mengeluarkan buku dan pena untuk menulis tugas mereka. Tentu saja yang mengerjakan hanya Eugene dan Kevin, Jenny dan Sisca hanya melihatnya saja.
Tugas mereka masih belum siap hingga sore hari dan perpustakaan saat itu sudah sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang masih ada di perpustakaan. Jenny dan Sisca tampak bosan dan mencari cara untuk meninggalkan mereka berdua di perpustakaan.
"Sis, kita tinggalin mereka berdua yuk!" isi pesan Sisca dari Jenny.
"Kasihan mereka berdua yang mengerjakan tugasnya nanti" balas Sisca.
"Tidak apa-apa! Biarkan mereka berdua saja! Biar Kevin lebih dekat dengan Eugene, mungkin dia malu ada kita berdua disini. Makanya mereka tidak banyak berbicara" Jenny membalasnya.
"Baiklah!"
Jenny memasukkan ponsel kedalam tasnya,
"Eugene, Kevin! Kami berdua ke toilet dulu ya! Setelah itu kami mau mencari jajanan untuk kita cemil bersama" ujar Jenny.
"Baiklah!" jawab Eugene.
Mereka berdua meninggalkan tempat tersebut dan membawa tas mereka tanpa dicurigai oleh Kevin dan Eugene. Hanya Eugene yang mengerjakan tugasnya, teman-temannya tidak ada yang membantu sama sekali. Eugene melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 18.30 WIB.
"Kenapa Sisca dan Jenny tidak kunjung balik? Ini sudah dua jam dari mereka pamit" ujar Eugene.
"Kamu itu lambat sekali mengerjakannya! Makanya mereka kabur untuk pulang!" ujar Kevin.
"Iyakah? Kamu juga! Kamu saja daritadi tidak membantuku menyelesaikan tugas ini! Aku yang mengerjakannya sendirian dari tadi, wajar saja kalau lambat selesai!" gerutu Eugene sambil memuncungkan bibirnya.
"Sini aku bantuin kamu!" ujar Kevin sambil mengambil buku untuk didiktekan kepada Eugene.
Ia membuka google dari ponselnya dan mencari materi yang akan dibuat dan ditulis. Eugene hanya menunggu dan bersiap-siap jika Kevin mendiktekan materi untuk ditulis.
"Akhirnya selesai juga!" ujar Eugene.
"Aaaaaaaaaa…." Jerit Eugene.
Eugene berjerit saat lampu dimatikan, Eugene sangat takut kegelapan, ia memegang lengan Kevin dan menutup mukanya di lengannya Kevin. Saat itu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, memang sudah waktunya semua lampu-lampu di ruangan kampus tersebut dimatikan. Kevin membuka ponselnya dan menghidupkan senter dari ponselnya.
"Aku sudah menghidupkan senter dari ponselku, tidak perlu takut" ujarnya.
Eugene perlahan membuka matanya dan menjauhkan mukanya dari lengan Kevin, ia menatap Kevin kemudian melihat tangannya yang sedang memgang lengannya Kevin. Dengan cepat ia melepaskan genggaman tangannya dilengan Kevin, dan menjadi sedikit canggung serta malu karena tiba-tiba menggemgam lengan Kevin.
"Kamu takut gelap?" tanya Kevin.
"Iya aku takut! Maaf tiba-tiba seperti tadi" ucap Eugene.
"Kemasi barang-barangmu sekarang! Setelah itu kita pulang!" ujar Kevin.
"Oke Vin!" jawab Eugene.
Eugene bergegas mengemasi barang-barangnya dan keluar dari perpustakaan bersama Kevin. Kevin masih membuka senter dari ponselnya, Eugene tidak berani berjalan di belakang Kevin. Ia berjalan di samping Kevin, karena saat itu suasana di kampus sangat sepi. Tidak ada satu orang pun berada di kampus kecuali mereka berdua, sampailah mereka di parkiran.
"Vin, apakah aku boleh meminjal ponselmu untuk menelepon Papaku?" tanya Eugene.
"Mau bicara apa dengan papamu?" tanya Kevin.
"Aku mau minta jemput Vin" jawab Eugene.
"Aku yang akan mengantarmu pulang" ujar Kevin.
"Apa tidak merepotkanmu?" tanya Eugene.
"Tidak! Ayo!" ajak Kevin.
Eugene menerima tawaran Kevin untuk diantar pulangm, naiklah ia ke motor Kevin.
"Pegangan ya!" ujar Kevin.
"Apa maksudmu Vin?" tanya Eugene yang masih tidak mengerti.
Kevin menoleh ke belakang dan menarik kedua tangan Eugene agar memeluknya. Eugene hanya menuruti saja apa yang dilakukan Kevin, dan malah semakin erat ia memeluk Kevin.
Eugene tampak bingung karena arah jalan ke rumahnya tidak lewat jalan tersebut, ia memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Kevin.
"Vin, kok lewat sini? Memangnya kita mau kemana?" tanya Eugene.
"Kita pergi makan malam dulu sebelum aku mengantarmu pulang" jawab Kevin.
Eugene tidak bertanya lagi dan mengikuti saja kemana Kevin mau pergi. Sampailah mereka disuatu tempat, didekat laut ada sebuah tempat makan yang pemandangannya sangat indah dan tidak begitu besar tempat makannya. Mereka duduk di arah menghadap ke laut, karena pemandangannya saat indah.
"Wah! Tempatnya sangat indah ya! Makan dipinggir laut seperti ini! Aku tidak pernah pergi ketempat yang seperti ini. Dari kecil aku hanya bermain dirumah saja, temanku bahkan sangat sedikit. Aku sangat beruntung bisa bertemu dan berteman dengan kalian!" ujar Eugene.
"Jadi biasa kamu memangnya kemana?" tanya Kevin.
"Aku hanya di rumah, aku tidak pernah kemana-mana. Paling ya kadang-kadang aku diajak oleh Papaku untuk pergi makan malam. Itupun di café atau restauran, bukan di tempat yang seperti ini. Dari dulu aku sangat ingin pergi tempat pinggiran seperti ini dengan teman-temanku" jawab Eugene.