Kevin tidak melanjutkan pembicaraan mereka lagi dan Eugene masih menikmati pemandangan yang indah itu.
"Kalau gitu, aku yang pesankan makanan untukmu ya" ujar Kevin.
"Bu!" panggil Kevin.
"Sudah lama tidak melihatmu Vin, makin tampan saja kamu! Biasa sendirian Vin sekarang kamu datang dengan pacarmu. Namanya siapa Vin?" tanya ibu tersebut ia adalah pemilik tempat makan itu.
"Terima kasih Bu! Ini temanku Bu, namanya Eugene" ujar Kevin kemudian Eugene tersenyum kepada ibu tersebut.
"Teman apa teman Vin?" cagilnya.
"Teman Bu" ujar Kevin.
"Kamu mau pesan apa Vin?"
"Aku mau pesan indomie kuah sotonya dua porsi, pakai topping seperti biasa ya Bu" ujar Kevin.
"Baiklah! Minumnya Vin?" tanya Ibu itu.
"Es teh manis dua Bu" ujar Kevin.
"Tunggu sebentar ya! Makanannya ibu siapkan terlebih dahulu. Permisi!" ujar ibu tersebut kemudian meninggalkan mereka.
Mereka berdua masih memandangi lautan, tanpa mengeluarkan satu katapun sampai hidangan mereka datang.
"Ini Vin, makanan yang kamu pesan!" ujar ibu tadi.
"Terima kasih ya Bu!" ujar Kevin.
"Sama-sama Nak! Silahkan dimakan sebelum dingin nanti mienya! Ibu tinggal dulu ya" ujar ibu itu kemudian meninggalkan tempat mereka.
"Ini apa Vin?" tanya Eugene.
"Ini mie instan, kalau aku suka varian soto. Enak di santap untuk cuaca dingin seperti ini tapi tidak boleh sering-sering di makan. Kamu tidak tau juga?" tanya Kevin.
"Aku tidak tau Vin! Aku tidak pernah memakannya" jawab Eugene.
"Cobalah dulu!" ujar Kevin.
Tanpa ragu Eugene menyantapnya, matanya melotot dan terbuka sangat lebar.
"Hmmmm…. Enak sekali Vin! Baru kali ini aku mencobanya!" kata Eugene.
"Dasar anak orang kaya! Jadi kamu tidak pernah makan yang beginian? Makanlah! Kalau mau nambah lagi pesan saja lagi!" ujar Kevin kemudian menyantap mienya.
Keduanya menyantap mie tanpa mengeluarkan satu katapun saat mereka sedang makan, sampai makanan mereka habis.
"Terima kasih Vin! Aku benar-benar menyukainya!" kata Eugene.
"Baguslah kalau kau menyukainya, kau mau menambahnya?" tanya Kevin.
"Tidak perlu Vin! Aku sudah kenyang!" ujar Eugene.
"Kalau tidak mau, ayo kita pulang! hari sudah malam nanti kamu dicari'in papamu" ujar Kevin.
"Ayo!" ujar Eugene.
Mereka meninggalkan tempat tersebut, Kevin mengantar Eugene hingga didepan rumahnya.
"Terima kasih ya Vin sudah mengantarku dan mentraktirku makan tadi!" ucap Eugene.
"Sama-sama! Masuklah aku menunggumu masuk baru aku pulang!" ujar Kevin.
Eugene melangkah menuju pintu rumahnya, membukanya kemudian ia masuk kedalam. Ia sangat terkejut ada papa dan bibinya di depan pintu tersebut dan hampir saja ia mengumpat.
"Kamu kenapa pulang dengan laki-laki? Itu pacarmu?" tanya papanya.
"Bukan Pa! itu Kevin pacarnya Vania" ujar Eugene.
"Heuhh? Kevin? kenapa kamu bisa dekat dengannya? Bukankah katamu dia sangat cuek terhadapmmu?" tanya papanya.
"Entahlah Pa! Eugene juga tidak tau! Semakin hari sikapnya semakin baik setelah aku memberitahunya kalau Vania dan aku adalah saudara kembar" ujar Eugene.
"Kevin orangnya seperti tidak asing ya! bibi seperti mengenalnya" ujar bibi.
"Kak, bagaimana bisa bagimu tidak asing! Sedangkan kamu saja jarang keluar rumah dan bertemu orang! Kau selalu melindungi rumah dan keluargaku, sampai-sampai kamu tidak keluar untuk mencari pasangan hidupmu atau bertemu dengan teman-temanmu" ucap papa Eugene.
"Kalian sudah ku anggap seprti keluarga sendiri, kamu dan istrimu sudahku anggap sebagai adikku! Eugene dan Vania adalah keponakanku, aku tidak mau memikirkan yang lain. Aku sudah tua!" ujar bibi Lina.
"Bibi! Terima kasih ya sudah menjaga dan merawat Eugene!" ujar Eugene kemudian ia memeluk bibinya.
**
Setelah siap mandi, Eugene mengecek ponselnya. Ia hendak menelepon Jenny.
**ttttuuuuttttt~**ttttuuuutttt~**
"Halo" jawab Jenny.
"Halo Jen, kamu tadi sengaja meninggalkan kami?" tanya Eugene.
"Hmmmm… he… he.. he.." cengiran Jenny.
"Ini juga demi kebaikan hubungan kalian, semoga semakin lancar ya!" ujar Jenny.
"Iya sih dia tadi mengajakku pergi makan malam di pinggir laut Jen! Pemandangannya sangat indah makan diipinggir laut seperti itu" ujar Eugene.
"Nah bagus itu Eugene! berarti sudah ada perkembangan kamu dan Kevin!" kata Jenny.
"Hmmm.. terima kasih ya Jen, kalian benar-benar teman yang sangat baik! Walaupun aku baru saja bertemu dengan kalian, tapi kalian sudah menganggapku seperti Vania. Terima kasih selama inii sudah banyak membantuku" ucap Eugene.
"Kau dan Vania sama saja kok! Kami tidak akan membeda-bedakan dalam soal pertemanan!" ucap Jenny.
"Terima kasih Jen!" ucap Eugene.
"Sama-sama! Oh ya, apakah sudah siap tugas kelompok kita? Maaf ya kami Sudah meninggalkan kalian" ujar Jenny.
"Tidak apa Jen! Sudah kuselesaikan tadi dengan Kevin" ucap Eugene.
"Terima kasih Eugene!" ucap Jenny.
"Sama-sama Jen!" jawab Eugene.
"Sudah dulu ya Jen" kata Eugene.
"Oke Eugene! Bye~" ucap Jenny.
"Bye~" jawab Eugene kemudian keduanya mematikan telepon mereka.
**
Saat Eugene sedang berjalan menuju ke ruang kelasnya, tampak seorang laki-laki dan beberapa temannya menghalangi Euguene yang sedang berjalan. Eugene sangat terkejut dengan laki-laki yang menghalanginya. Ya dia adalah Sandi, mantan kekasih Eugene saat ia berada diluar negeri.
"Lama tidak berjumpa Eugene!" ujarnya.
"Kamu kenapa pindah kesini? Untuk apa kau menguntitku sampai kesini?" gerutu Eugene.
"Tentu saja aku mengikutimu pindah kemanapun kamu berada!" ujar Sandi.
"Cukup San! Kau dan aku sudah tidak ada hubungannya lagi! Berhentilah menguntitku! Minggir!" ucap Eugene kemudian hendak melangkah namun dihalang oleh Sandi.
"Eiiittsss! Belum selesai kita berbincang Eugene" ujar Sandi.
Kevin melihat kejadian tersebut, ia sangat marah saat itu. Namun ia teringat kalau Eugene bukan siapa-siapanya, ia berjalan melewati mereka tanpa menghiraukan Eugene. Eugene melihat Kevin, ia langsung memanggil Kevin.
"Kevin!" ujar Eugene sambil berjalan dan menjolak Sandi agar tidak menghalangi jalannya.
"Ayo sayang kita masuk kelas!" sambil memeluk lengan Kevin dan melihat ke arah Sandi dan mengejeknya.
"Ayo sayang jalan!" ucap Eugene lagi sambil mengajak Kevin meninggalkan tempat tersebut.
Sandi sangat marah, ia tidak terima kalau Kevin dipanggil sayang oleh Eugene.
"Siapa dia? Eugene benar-benar mengkhianatiku!" ucap Sandi.
"Oh dia itu mantan kekasih mendiang Vania, saudara kembarnya Eugene" jawab salah satu temannya.
"Oh ya? jadi Kevin memanfaatkan saudara kembar dari mantan pacarnya sendiri? Menyebalkan! Cari tau lebih lanjut siapa laki-laki itu dan apakah benar dia berpacaran dengan Eugene!" perintah Sandi ke temannya.
"Baik San! Kami akan mencari tau!" jawab salah satu temannya.
**
Perlahan Eugene melepaskan tangannya dari lengan Kevin.
"Eugene! apa-apa'an kamu main panggil sayang-sayang! Dan siapa laki-laki itu?" ujar Kevin.
"Maaf Vin! Dia mantan pacarku saat aku berada diluar negeri. Ceritanya sangat panjang, nanti saja aku ceritakan" ujar Eugene.
"Aku tidak mau mendengarkan ceritamu!" ujar Kevin.
"Baiklah kalau kamu tidak mau mendengarnya!" ujar Eugene sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat Kevin.
Sampailah mereka dikelas saat itu, Eugene masih menundukkan kepalanya dan merasa sangat bersalah dengan Kevin.