Alana menatap heran sekelilingnya. Tempat ini tentu tidak asing untuknya, tetapi Alana belum pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Alana hanya mendengar nama tempat ini dari mulut orang-orang dan saat itu pun Alana tidak merasa penasaran seperti apa tempat yang dibicarakan oleh orang-orang.
Alana ingat betul bahwa mereka mengatakan taman ini merupakan sebuah tempat yang dapat menambah wawasan dan tentu saja apa yang dikatakan itu benar. Sepanjang mata memandang hanya disuguhkan oleh banyaknya sebuah kaca yang bergambarkan tokoh pahlawan nasional beserta biodata dan bagaimana peran mereka saat zaman penjajahan dulu.
Alana mendesah seraya memutar bola mata dengan malas. Jadi, Adyatma mengajaknya keluar hanya untuk membaca sejarah saja? Oh, ayolah! Alana lebih senang tidur di atas ranjangnya daripada harus membaca setiap tulisan yang membuat matanya terasa sakit.
"Bagaimana?"
"Hah?" Alana menoleh sembari menatap Adyatma dengan alis berkerut heran.