"Jadi, katakan padaku, siapa pria bermata sipit itu?" Alana langsung menginterogasi Rama ketika mereka telah memutuskan untuk duduk di lantai dua, di mana mereka langsung merasakan embusan angin yang menerpa wajah dan membuat beberapa helai rambut Alana ikut mengenai wajahnya.
"Pria bermata sipit?" Rama terkekeh mendengar sebutan yang diucapkan oleh Alana.
Alana berdecak. "Tidak usah mengalihkan pembicaraan. Aku bertanya serius saat ini." Suara Alana benar-benar terdengar serius.
Raut wajahnya yang datar membuat Rama mengangguk paham. "Baiklah-baiklah. Dia merupakan temanku," jawab Rama seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi.