Adyatma termenung seraya menatap sepiring nasi goreng dan teh yang sudah tidak lagi hangat. Embusan angin sesekali menyapa tubuh, membuatnya sedikit kedinginan, terlebih dirinya yang hanya mengenakan kaos dan celana panjang.
Sepiring nasi goreng yang ada di hadapannya membuat rasa lapar yang telah menyerang sejak tadi semakin meraung-raung. Suara dari perutnya beberapa kali terdengar oleh telinga, tetapi Adyatma seolah enggan untuk menyuapi nasi goreng itu ke dalam mulutnya.
"Mas, punten, itu nasi gorengnya tidak ingin dimakan?"
Lamunan Adyatma buyar, kepalanya menoleh ke samping dan terlihat seorang wanita bertubuh gembul dengan kulit gelap dan rambut hitam yang diikat ke belakang tengah membungkukkan badan seraya menatapnya. Dia adalah sang pemilik kantin ini.
"Oh, iya Bu, mau saya makan kok," ujar Adyatma seraya mengulas senyum.