"Sebaiknya aku pergi saja Kak." Astrid beranjak dari tempat duduk, melepaskan cekalan Adyatma. Kakinya hendak melangkah melewati Adyatma, tetapi pria itu kembali menggenggam pergelangan tangannya.
"Kamu ingin ke mana?" Raut wajah Adyatma terlihat khawatir.
"Ke mana saja." Astrid sedikit menunduk. Dirinya tidak ingin menoleh menatap mata hitam Adyatma.
"Biar kuantar." Adyatma berjalan di depan Astrid, ditariknya tangan gadis itu.
Kepala Astrid mendongak. Matanya membulat. "Tetapi, Kak..." Kedua kakinya berusaha menahan agar tidak bergerak.
Adyatma merasakan pertahanan gadis itu. Kepalanya menoleh ke belakang. Ditatapnya gadis itu. "Tidak ada penolakan Astrid. Aku akan mengantarkanmu." Adyatma memberi penekanan. Ditariknya kembali tangan Astrid.
Gadis itu pun hanya mendesah pelan seraya melemaskan kedua kaki. Terpaksa, Astrid harus mengikuti langkah Adyatma.
