"Alana, perkenalkan dia adalah Astrid, anak dari salah satu temanku."
Alana menaikkan salah satu alis seraya menatap mata hitam di hadapannya.
"Dia akan berada di sini selama beberapa hari," ujar Tuan Kim seraya duduk di kursi singgasananya.
Alana menoleh menatap Tuan Kim. Wanita itu mengernyit. Tuan Kim yang melihat raut wajah tersebut kembali membuka mulut. "Untuk skripsinya," ujar Tuan Kim dengan wajah ditekuk, entahlah sepertinya suasana hati pria tua itu tidak baik.
Kerutan di dahi Alana semakin dalam. Mulutnya tidak mengucapkan sepatah kata, tetapi tatapannya mengisyaratkan bahwa dirinya masih tidak mengerti. Tuan Kim yang mendapati raut wajah Alana mengembuskan napas keras-keras. "Skripsi! Tidakkah kamu mengerti hal itu?" Tuan Kim bertanya dengan kesal.