"Bukankah sudah ku katakan padamu untuk selalu berhati-hati?" Pekikan itu membuat pria bermata hitam itu menenggelemkan wajahnya pada telapak tangannya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku sudah sangat berhati-hati saat itu," bela pria itu seraya mengacak-ngacak rambutnya prustasi.
Pria bertubuh gempal itu tersenyum sinis. "Lantas apa maksudnya semua ini?" Pria itu menyodorkan sebuah ponsel ke arah pria bermata hitam itu. "Bukankah ini adalah dirimu? Bahkan dari headline saja, dia telah berani menyebut namamu," sinis pria bertubuh gempal itu.
"Terungkapnya kekasih Adyatma konon," cibir pria bertubuh gempal itu seraya berjalan ke sana dan ke mari mengelilingi ruangannya. "Kamu tahu Adyatma, ini adalah puncak karirmu, seharusnya kamu sadar bahwa setiap pergerakanmu itu diikuti oleh wartawan!" Bentakan itu kembali memenuhi gendang telinga Adyatma.
