Suara tepuk tangan memenuhi ruangan bersamaan dengan gelak tawa dari seorang pria bertubuh gembul. "Adyatma, bagaimana bisa kamu memikirkan kalimat itu hah?" Pria itu menatap Adyatma yang tengah duduk di hadapannya. "Aku sungguh tidak menyangka jika kamu akan mengatakan itu, terlebih dengan tatapanmu pada Alana. Aku yang melihat pun tidak akan tahu jika penuturanmu itu hanyalah bagian dari lakon." Pria itu menggeleng.
Adyatma hanya mengulum senyum, kepalanya sedikit menunduk ketika pujian itu keluar dari mulut. "Lakonmu itu benar-benar bagus!" Suara berat itu berseru. Adyatma menarik sudut bibir seraya melirik pria dengan perut gembulnya itu. Merasa penasaran dengan kondisi seseorang, ia sedikit mendongak kemudian menatap wanita di hadapannya. Adyatma mengernyit. Wanita itu hanya menatap lurus meja di hadapan, sudut bibir pun tidak terangkat. Mulut wanita tersebut terkatup, seolah tidak ada yang terlintas dalam benak.