Alana membuka pintu mobilnya. Setetes air mengenai punggung tangan. Kepalanya menengadah, terlihat langit sangat gelap. "Aish!" Alana menggerutu sembari cepat-cepat ke luar dari mobil. Kakinya berjalan cepat. Jarak antara parkiran dengan pintu masuk tidak begitu jauh, tetapi jika hujan itu langsung mengguyurnya maka seluruh pakaian dapat basah. Air itu mulai berjatuhan dari langit, Alana pun mulai berlari kecil.
Tubuhnya sedikit membungkuk, salah satu tangan memegang pinggang. Hujan telah turun deras membasahi jalan. Alana pun bersyukur karena telah berada di depan pintu. Ia memutar tubuh, di depan pintu restoran tidak terdapat siapa pun. Alana mengernyit. Tidak biasanya pelayan itu meninggalkan tempatnya. Namun, ia tidak peduli.
Tangan terulur hendak mendorong pintu tersebut, tetapi tangan lain telah mendorongkan untuknya. "Terima kasih." Alana menoleh ke samping sembari tersenyum, tetapi sudut bibirnya mengendur ketika sosok pria bermata sipit itu berada di samping.