Alana menilik mata cokelat di hadapannya. Wanita itu sungguh berharap terdapat kebohongan dalam tatapan tersebut, tetapi nihil. Mata cokelat itu berbinar dan Alana merasa pria di hadapannya—Rama berkata benar. Alana memalingkan wajah. Ia merasa wajahnya memanas.
"Apakah kamu bahagia dengannya, Al?" Suara Rama terdengar lirih. Debar jantung semakin terasa, rasa sesak pun masih menghimpit dada. Rama berharap kepala wanita itu menggeleng.
Alana tercekat. Rasa bimbang menghampiri. Matanya menatap beberapa tong sampah yang berada di samping. Wajah masih dipalingkan sebab dirinya belum berani menatap mata cokelat itu.
Rama mengulum senyum. "Kamu tidak bahagia kan dengannya?" tebaknya.
"Tidak." Alana langsung membantah, tetapi wajahnya masih dipalingkan. "Aku bahagia dengannya," bohong Alana.