"Ini benar-benar melelahkan!" Alana membuka pintu mobil dengan kasar, dan menutupnya dengan keras.
Mata hitam Adyatma seketika terbelalak. Dirinya menatap pintu mobil yang baru saja ditutup kasar oleh wanita menyebalkan itu. Mobil ini bahkan bukan miliknya. Burhan meminjamkannya karena dia dan keluarga tidak dapat ikut, tetapi wanita itu bahkan dapat merusaknya. Adyatma mendengkus seraya memejamkan mata sejenak.
'Tahan Adyatma, menunjukkan emosimu padanya tidak akan membuat dia meminta maaf,' ujar batinnya. Kepalanya mengangguk kecil. Mata hitamnya kembali menatap depan, tetapi tunggu di mana wanita itu? Dirinya mengedarkan pandangan, wanita itu tidak terlihat.
"Sialan!" Adyatma menggerutu seraya mengepalkan kedua tangan. Wanita itu benar-benar menguji kesabarannya hari ini. Mata hitamnya menyusuri keadaan sekitar, tetapi batang hidung wanita itu benar-benar tidak terlihat.