"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" Pria itu bertanya seraya meletakkan dua cangkir teh di atas meja, kemudian mendaratkan bokongnya di sebuah sofa yang berada di hadapan wanita bermata cokelat kehitaman.
Alana terkekeh seraya sedikit menunduk. "Sebenarnya saya hanya ingin mendekatkan diri denganmu Tuan Sandi." Mata cokelat kehitamannya menatap pria di hadapannya. "Bukankah Anda juga sudah seperti keluarga bagi Adyatma?" tanya Alana dengan suara lembut.
Tuan Sandi tergelak. "Ya, tentu saja. Bagiku, Adyatma sudah seperti anakku sendiri." Kepalanya mengangguk pelan. Penuturan Alana menggelitik Sandi.
"Oleh sebab itu, saya ingin hubungan kita semakin dekat Tuan. Anda sudah banyak membantu Adyatma selama ini, jadi saya pun ingin ikut membalas budimu itu." Alana menarik sudut bibir hingga mata sipitnya hanya membentuk satu garis.
