"Pergi! Aku gak mau lihat kamu lagi muncul di depanku!" Mata Hera nyalang, wajah wanita itu memerah menahan amarah. Kiriman VN dari Lilis di ponselnya terus menggema di telinganya.
Adios luruh, kata pengusiran dari Hera membuat hatinya bertambah pilu.
"Bisa kita bicara berdua dulu. Aku perlu tahu alasan kamu meninggalkan apartemen dan kembali ke sini." Ia menahan gerbang yang akan dikunci Hera dari dalam.
"Kenapa? Toh ini masih rumahku kok." Wanita itu mendorong Adios keluar pagar. Lalu mengunci pagar.
"Lalu kebersamaan kita selama ini kamu anggap apa?" Adios menatap Hera. Tangannya memegang besi pagar.
Hera diam. Ia mengatur emosinya agar air mata tidak tumpah di depan Adios. Dihirupnya napas panjang, lalu di lepaskan kasar.
"Sayang ...." Adios melunak. Ia berharap Hera kembali padanya.
"Jangan panggil aku sayang lagi!"
Adios menyugar rambutnya kasar. Matanya memerah. "Ayo ke sini sebentar, biar kita luruskan yang perlu diluruskan. Aku gak tahu apa yang salah."