Adios menyewa beberapa orang untuk melacak siapa yang memasukkan obat tersebut ke dalam botol obat magh milik Hera. Tapi, sampai sore belum juga menemukan titik terang orang yang ia cari.
"Sayang, udah nangisnya. Pasti nanti ketemu yang jahat sama kamu." Adios mengelus rambut Hera. Ia tidak tega melihat wanita itu terus saja mengeluarkan air mata.
"Tapi, anak kita ...."
"Hus, udah. Besok bikin lagi."
Hera langsung memandang horor ke arah Adios. Ia mendaratkan cubitan di perut lelaki itu.
"Auw. Sakit, Yang." Adios mengelus kulitnya yang merah karena cubitan Hera.
"Bodo amat. Kamu ini bukannya sedih, malah kaya gitu."
"Dalam hubungan itu saling mendukung, kalau yang satu sedih pasangannya harus menghibur. Kalau semua sedih terus siapa dong nanti yang menghibur kita. Bener gak?" Adios membenamkan kepala Hera ke dalam pelukannya.