"Ke mana Kartu Keluarga kita, juga semua dokumenku?" Sesampainya di kantor, aku langsung masuk ke ruang kerja Mas Dales tanpa permisi.
Semalaman mencari surat penting dan dokumen untuk melengkapi berkas perceraian, tapi tidak menemukannya. Padahal, aku ingat sekali, tidak pernah memindahkan berkas-berkas itu ke tempat lain. Lalu di mana sekarang?
Dan tadi pagi, aku baru ingat kalau setelah melukai wajah dan hatiku semalam, Mas Dales masuk ke kamar lalu keluar lagi tak lama kemudian. Tentu saja pasti dia yang menyembunyikannya.
Sialan memang.
Dia tersenyum sinis, dengan masih duduk santai di kursinya, Mas Dales menatapku. "Mau cerai dari aku? Gak akan bisa! Kamu tetap istriku. Dan selamanya juga begitu!" Jarinya memainkan pena yang diketukkan di meja, menandakan jika suasana hatinya sedang tidak sebaik raut wajah yang dia tunjukkan.
Mungkin menyesal sudah menyia-nyiakan wanita seperti aku, semoga saja begitu.