"Lo mau gak jadi kakak gue?" tanya Adios kepada Hera. Wanita itu sudah kembali dari menebus obat.
"Hah? Kakak? Lo gak lagi kumat, kan? Jangan-jangan obat yang gue beli salah."
"Gak lah. Obatnya bener, otak gue yang salah. Gue seumur-umur belum pernah ngerasain punya kakak. Jujur, ya, lo itu beda sama Tante-Tante yang pernah menyewa lelaki panggilan. Gak tertarik sama sekali gitu buat nyoba pelukkan laki-laki lain, padahal lo tahu kalau suami udah bermain dengan wanita lain."
"Tante? Emang gue setua itu apa? Masih ada komitmen yang harus dijaga, kecuali suami gue udah bener-bener kelewatan. Baru gue lepas."
"Bucin."
"Emang. Masalah? Lo mana tahu ujian dalam pernikahan. Umur masih piyik juga. Lagian gue juga gak yakin lo bisa jatuh cinta sama cewek kalau tiap hari aja tidur dengan wanita berbeda."
"Emang, gue gak pernah merasakan itu. Tapi bukan berarti gue gak punya. Mau, ya, jadi kakak gue!"
"Ogah. Ntar lo mintain uang jajan mulu, lagi."