"Aku menginginkan kamu, Lus." Kai membelai leher Lusi, kemudian turun ke bawah dan berakhir di dada gadis itu. "Boleh aku meminta hakku sebagai suami?"
Lusi mengangguk lemah. Tanpa bilang pun ia pasti tidak akan menolak jika Kai memintanya. Bagaimana pun juga, ia sudah menunggu saat ini, saat di mana Kai menjadikan ia wanita seutuhnya. Menjadikan ia seorang istri bukan hanya status saja. "Aku juga menginginkan kamu, Kai. Lebih dari ini. Sudah lama, sejak pertama dan selalu seperti itu sampai sekarang."
"Bagaimana perasaan kamu sama aku, Lus? Apa masih sama seperti dulu?"
Lusi mengigit bibirnya risau. "Masih, Kai. Dan akan tetap sampai kita menua bersama."
Kai tersenyum puas. Ia melepaskan Lusi. Menggodanya dan melihat reaksi wanita itu ketika ia menghentikan sentuhannya.
"Kamu bilang kamu menginginkanku, Kai. Kenapa dilepas." Lusi mencicit malu. Karena ia pun merasakan hal yang sama.