"Sepertinya bos kelelahan, sampai-sampai tertidur di mobil. Kasihan dia, orang-orang yang ada di dekatnya ternyata pengkhianat semua," bati Haris prihatin atas apa yang sedang menimpa sang bos, Keenan.
"Bos! Bos! Kita sudah sampai di apartemen, Bos," ucap Haris membangunkan Keenan yang ternyata tertidur.
Haris bukan hanya berucap, tetapi tangannya juga menggoyang-goyang pelan bahu Keenan.
"Hmmm." Terdengar gumaman dari Keenan.
"Udah sampai, Ris?" tanya Keenan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Betul, Bos. Kita sudah ada di lobi."
"Hmmm. Terima kasih Ris, sudah mau mengantarkan saya sampai aparteman."
"Tak masalah, Bos. Lagian kan memang rencana awal seperti ini. Saya antar jemput Bos dengan mobil lain, untuk mengelabuhi mereka."
"Ya, kamu benar, Ris. Tapi saya jadi tak enak sama kamu, karena kita pulang larut malam. Atau kamu menginao saja di apartemen saya?"