"Kamu beli di mana nasi ayamnya, Ris?" tanya Keenan. Ia mengendus ayam yang masih ada di dalam wadah. Terlihat menggiurkan tapi ia trauma kalau nantinya ada ulat atau semacamnya, seperti yang pernah ia alami dulu.
"Kenapa, Bos? Tak enakkah?" tanya Haris sambil mendekat dan melihat ke dalam boks kecil yang berisi ayam dan nasi juga sambal dan lalapan.
"Ck, kamu itu ditanya malah balik nanya," jawab Keenan kesal.
"Hehehe. Tadi saya pesan online, Bos. Karena tak tahu makanan apa yang bos suka. Sedangkan bos sedang tidur dan saya sungkan mau bangunin bos Keenan. Jadinya saya belikan saja nasi ayam goreng. Makanan sejuta umat. Semua pasti suka nasi ayam, kecuali yang vegetarian."
"Hmm." Keenan hanya berdeham menanggapi penjelasan Haris sang sekretaris.
"O iya, kapan mereka akan datang ke sini?" Lagi, Keenan bertanya.
"Mungkin nanti sekitar jam setengah enam lebih, Bos. Bukankah jam kerja sampai pukul lima sore?"
"Ahhh, iya, kamu benar, Ris."