"Mau dicolok itu mata? Lagian, buat apa aku bilang makasih sama kamu. Itu kan udah tugas kamu, sebagai ganti kamu nggak masak malam ini." Keenan masih tak mau mengalah.
"Setidaknya, mulai saat ini apa pun yang dilakukan pasangan, bisa kan ngucap makasih?"
"Memang kita pasangan? Bukankah beberapa menit yang lalu kamu pun mengatakan bahwa hubungan kita hanya sekedar kontrak saja? Kenapa tiba-tiba menuntut untuk melakukan hal-hal yang dilakukan suami istri?"
Siera hanya diam saja mendengarkan perkataan Keenan, sedangkan Keenan, lelaki itu tampak tersenyum miring, senyum yang sama sekali tak disadari oleh Siera.
"Sial! Sepertinya aku terjebak dengan perkataanku sendiri," batin Siera penuh sesal.
Sedangkan Keenan, semakin menunjukkan senyum miring melihat ekspresi Siera yang di matanya terlihat lucu dan menggemaskan.
"Bagaimana? Apa perlu juga kita melakukan tugas di ranjang? Menunaikan kewajiban memenuhi nafkah batin?" tanya Keenan sambil menaik turunkan alisnya.