Setelah mendapat informasi tentang Seira, Keenan memutar kenangannya kembali ke masa beberapa tahun silam. Mencari moment kapan waktu ia dan Seira bertemu. Tapi nihil. Tidak ada satu pun memory tentang hal itu.
Berkali-kali ia coba mengingat tentang Seira, dan itu membuat jantungnya berdegub kencang.
"Mungkinkah gadis kecil itu?" Keenan berbicara sendiri.
Tumpukan berkas di meja tidak ia hiraukan, asik melamun memikirkan Seira.
"Bos, sepertinya ada benang merah antara lo dengan Seira." Reinan masuk dengan membawa berita bagus.
"Maksudnya?"
"Jadi dulu, Seira pernah tinggal di daerah dekat rumah lama kita. Sekitar enam belas tahu lalu lah. Mungkin di sana lo pernah bertemu dia."
"Oke. Lalu apa lagi."