"Sayang, bangun. Ayo makan." Azelo membangunkan Ista yang masih tertidur pulas, padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan.
Dipandanginya lagi wajah ayu di depannya. Rasa bersalah muncul tanpa sempat ia cegah.
"Maaf kalau aku hanya bisa membuat kamu sakit terus!" Ia membelai wajah Ista, menyingkirkan rambut yang jatuh menutupi wajahnya.
Wanita itu tidak bereaksi. Azelo mencoba membangunkan sekali lagi. Ia kemudian menciumi seluruh wajah istrinya sampai ke leher-leher. Cara ampuh yang dulu selalu bisa membuat istrinya bangun meski tengah tidur dan bermimpi sekalipun.
Ista mengeliat. "Azel, geli ih. Aku capek, nanti lagi." Ia membuka mata, merentangkan kedua tangan dan menyambut Azelo yang langsung masuk ke dalam pelukannya.
"Makan. Aku gak ngajak kamu kuda-kudaan." Azelo menarik diri, ia mengecup sekilas kening Ista kemudian turun dari ranjang. "Udah jam sembilan, Sayang. Kamu mau bangun jam berapa?"
