"Pakai merah apa marun, Bang?" Kiara mengangkat jilbab yang akan dipilihnya.
Ajakan Aksa sangat mendadak, ia belum sempat menyiapkan baju apa yang akan dipakai nanti, harusnya sejak pagi atau minimal siang sudah diberi tahu kalau mau pergi, jadi bisa siap-siap.
Jangan bilang tak tahu, kalau cewek itu dandannya saja bisa menghabiskan waktu setara dengan lima puluh tahun cahaya.
Dan sekarang, otak Kiara buntu untuk hanya sekedar memilih outfit saja. Jalan satu-satunya minta Aksa yang memilih, biasanya ia dengan Melani saling bertukar pilihan dan ide outfit sederhana. Tapi sekarang, hanya ada dia dan Aksa saja di rumah ini.
"Bang, lihat Kiara, please!"
Aksa mengalihkan pandangannya dari laptop ke istrinya. "Apa aja deh, buruan ish, nanti kita kehabisan tiket. Jam setengah sembilan ini mulai loh." Diliriknya juga ranjang yang masih penuh dengan pakaian yang akan dipilih Kiara.