Kiara ingin kembali ke dapur setelah membersihkan diri. Dipandangnya wajah Aksa yang sudah lebih dulu terlelap. Hatinya menghangat, aliran darah di jantungnya mengalir lebih cepat dari sebelumnya.
Kiara memalingkan wajah, meski Aksa tidak melihat mukanya, tapi ia malu atas kejadian yang diawali darinya tadi.
Beruntungnya lelaki itu tidak lagi mengungkit, jadi ia lebih rileks ketika mereka berhadapan lagi. Tidak seperti tadi, mau menatap Aksa saja rasanya ia tak punya muka.
"Bang." Dibelainya wajah sang suami dengan lembut, kemudian tersenyum. "Kamu itu bikin capek pikiran capek hati tahu gak! Kalau kasih informasi itu yang jelas, jadi yang membaca chat kamu juga gak salah tangkap. Bilangnya lembur doang, tapi gak tahu lembur di mana. Kan nyebelin!"
Aksa masih terlelap.