"Itu namanya daun!" Ely menunjuk atas, di mana ranting dan dedaunan bergoyang tertampar angin dari pegunungan. Udara di sini tidak terlalu panas, lebih condong ke lembab.
"Kamu kira suamimu sebodoh apa sih, Sayang?" Keynan mengenggam erat tangan istrinya. "Kalau hanya daun dan sebangsanya aku juga tahu."
"Oh benarkah? Kalau itu apa?" Kali ini telunjuk Ely mengarah pada sebuah pohon yang ... tidak ada daunnya, tapi sepohon hanya ada buah, dan ia tidak tahu itu buah apa.
"Itu ... pohon." Keynan tertawa.
"Pohon apa? Di Jakarta gak ada loh. Katanya tadi tahu daun dan sebangsanya."
"Ya maksudnya gak kayak gini juga, mana aku tahu itu pohon apa. Di bawahnya gak ada tulisannya sih."
"Nah, makanya jangan sombong dulu. Gak tahu kan, itu pohon apa? Itu namanya pohon ... "
Keynan menunggu kelanjutan kalimat Ely.
"Itu namanya pohon ... "
Keynan menatap tak sabar.
"Pohon ... aku juga gak tahu namanya."