Jhon segera mengambil tas dari kursi yang ada di sebelahnya. Dia ingin menemui William di lokasi yang sudah dikirimkan lelaki itu melalui WA. Senyum terbit dari wajahnya. Helen membayangkan dirinya menjadi pemenang kali ini. Dan Keynan akan segera berlutut di depannya. Pasti!
"Kamu serius mau menemui lelaki itu?" tanya orang yang ada di depan Helen.
"Tentu saja. Dia sudah berjanji akan meneruskan rencana yang sudah kami susun dari awal." Jhon membayangkan kehancuran Keynan di depan matanya. Biar lelaki itu merasakan rasanya memohon-mohon.
Bukankah ini yang selama bertahun-tahun dia tunggu? Dia memang sangat mencintai Keynan, tapi ketika rasa cintanya sudah tidak berarti lagi di depan lelaki itu, buat apa? Baginya, semua sia-sia. Perjuangannya menjaga perasaan untuk lelaki itu tidak ada artinya. Dan yang lebih parah, Keynan meragukan jika ia benar-benar tulus mencintainya tanpa syarat.