Hari pernikahan Rhudy dan Anie tiba. Semua orang sudah bersiap dan menunggu di kursi tamu.
Beberapa undangan pun sudah datang. Dari balik ruangan, Ely gelisah melihat ke luar. Ia menunggu Keynan datang. Minimal mampir saja memberi ucapan di hari pernikahan mantannya. Tapi sampai hampir pukul sepuluh, batang hidupnya sama sekali tidak kelihatan.
Nomor ponselnya juga tidak aktif sejak saat itu. Ia berkali-kali menghubungi dan mengirim pesan. Bahkan dua menit yang lalu, Ely masih mengirim pesan untuk Keynan dan berharap lelaki itu datang memberikan ucapan kepada Rhudy.
Wajah Rhudy terlihat senang, meski keringat dingin terus turun dari dahinya.
"Kuat, ya, Rhu. Ini hari bahagia lo loh!" Ely menepuk pundaknya.
"Gue gemetaran, El. Rasanya mau pingsan. Pusing, sakit seluruh tubuh," bisik Rhudy.
"Tadi pagi lo pasti gak minum obat lagi!" tebak Ely.
"Gue lupa. Panik juga."