"Sayang, kamu ngapain ke sini?" Keynan tergagap, ketika dilihatnya Ely bersidekap dan bersandar tembok menatapnya. Wanita yang dinikahinya beberapa bulan yang lalu itu wajahnya memerah, meski senyum menyamarkan kemarahan yang dirasakan.
Keynan melepas tangan yang melingkar di lengannya, kemudian berjalan mendekati Ely yang masih tampak menunggunya. Senyum itu bukan senyum yang selama ini ia lihat, hampir seperti menyerigai.
Tidak sempat terpikir dari mana Ely bisa tahu ia di sini, yang jelas sekarang posisi Keynan tidak menguntungkan baginya.
Sania yang melihat itu tidak bereaksi apa-apa, ia masih santai sambil menatap lelaki yang bersamanya menghampiri Ely.
"Ya udah, kalau udah ketahuan mau cari alasan apa pun juga tidak akan mudah dipercaya," kata Sania sambil memainkan kukunya.
"Betul sekali!" Ely bertepuk tangan. "Lagian aku gak butuh alasan sih, cukup tahu apa yang terjadi ketika kalian keluar dari pintu itu berdua." Tunjuknya pada ruangan di belakang Keynan.