Sebuah villa di puncak Bogor menjadi tempat yang akhirnya menghentikan mereka. Ely langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang ketika mereka sampai di kamar. Ia tidak memikirkan apa-apa lagi, seolah otaknya sudah beku dan tidak bisa diajak berpikir lebih keras.
Pening, pusing dan mual Ely rasakan. Ia bahkan harus membeli minyak angin karena mualnya tak terkondisikan lagi tadi. Sekarang sudah lebih mendingan, hanya saja kepalanya semakin pening.
Wanita itu bangun dan mengambil air, ia merogoh tas, mencari Paracetamol yang tadi dibelinya bersamaan dengan minyak angin.
"El, makan dulu! Kamu mau apa? Biar perut kamu keisi." William masuk ke kamar Ely, pria itu sudah mengganti pakaiannya dengan yang baru. Mereka sempat berhenti juga di sebuah super market membeli beberapa potong pakaian, karena tidak tahu kapan akan meninggalkan tempat ini, masa berhari-hari memakai baju yang sama, kan tidak mungkin.
