Chereads / 4 Khulafaur Rosyidin / Chapter 19 - Menaklukan Negara Syam

Chapter 19 - Menaklukan Negara Syam

Kedua bola mata Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu berkaca-kaca. Perlahan air matanya mengalir berlinang. Di hadapannya, sahabat Syurahbil bin Hasanah Radhiyallah Anhu, orang yang ikut bersamanya dalam memerangi kaum murtad. Syurahbil baru saja melontarkan pertanyaan kepada sang khalifah. "Wahai khalifah Rasulullah, apakah Tuan berencana mengirim pasukan ke Syam?" tanya Syurahbil. "Benar. Ada dalam benakku keinginan untuk itu dan aku belum menyampaikannya kepada siapapun. Tentu ada sesuatu sehingga kamu bertanya tentang itu," ujar Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

"Benar, wahai khalifah," Syurahbil menjawab.

Syurahbil bin Hasanah kemudian menceritakan mimpinya mengenai khalifah pengganti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut. Ia bermimpi bahwa Khalifah Abu Bakar berjalan di jalan yang terjal dan berduri di hadapan khalayak manusia. Kemudian beliau bersama para sahabatnya naik ke mercusuar yang tinggi, mengawasi manusia-manusia yang ada. Setelah itu turun dan berjalan menuju tanah yang subur, yang di atas tanahnya banyak tanaman, perkampungan, dan benteng-benteng.

"Lancarkanlah serangan kepada musuh-musuh Allah. Aku adalah penjamin kalian dengan kemenangan dan memperoleh ghanimah," seru sang khalifah pada para sahabatnya dalam mimpi Syurahbil itu.

Syurahbil melanjutkan cerita dalam mimpinya. Dalam mimpi tersebut, Khalifah Abu Bakar kemudian masuk pada sebuah benteng besar, yang Allah bukakan untuknya dan para sahabat yang mengiringinya. Para penduduk yang tinggal di benteng tersebut kemudian mengucapkan salam kepadanya. Kemudian dikatakan kepada Khalifah Abu Bakar, "Allah telah memberikan kemenangan kepadamu dan menolongmu, maka bersyukurlah kepada Tuhanmu dan taatlah kepada-Nya."

Setelah Syurahbil menceritakan mimpinya tersebut, Abu Bakar kemudian berujar, "Kedua matamu tertidur, namun yang kamu lihat adalah sebuah kebaikan, dan semua akan menjadi baik, Insya Allah."

Sang khalifah kemudian menambahkan, "Allah telah memberi kabar gembira kepadamu dengan kemenangan dan kamu secara tersirat menyampaikan berita kematianku padaku." Inilah yang membuat air mata khalifah yang cukup senior dan disegani itu berlinang air mata. Dalam benaknnya, ia memang ingin menaklukkan sebuah negeri di Timur, negeri yang dikuasai oleh kaum watsaniyyin (pagan). Negeri itu adalah Syam, sebuah wilayah subur dan penuh berkah.

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian menjelaskan takwil mimpi yang diceritakan Syurahbil tadi. Ia mengatakan, tanaman berduri yang dilaluinya hingga ia bertemu mercusuar tinggi dan naik bersama para sahabat di atas mercusuar itu sambil mengawasi manusia yang ada, adalah takwil bahwa dirinya akan menanggung masyaqqah (beban yang berat) dari pasukan kaum muslimin yang diutusnya, sebagaimana juga musuh menanggung penderitaan yang sama.

Adapun mengenai dirinya naik ke atas mercusuar yang tinggi, adalah takwil dari kemenangan cita-cita perjuangannya, bahwa perang yang dihadapinya dalam menegakkan agama Allah, akan membuatnya menjadi tinggi dan Islam pun akan menjadi tinggi. Setelah kemenangan itu, kaum muslimin akan hidup di atas tanah yang subur sebagai kebutuhan hidup. Inilah takwil turunnya ia dari mercusuar menuju tanah yang subur dan makmur dengan tanaman, perkampungan, dan benteng-benteng.

Dengan masih berlinang air mata, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu kemudian mengatakan kepada Syurahbil, "Aku akan melaksanakan amar makruf nahyi mungkar dan menghukum dengan berat orang-orang yang meninggalkan perintah Allah. Aku akan menyiapkan pasukan kepada orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah di belahan Timur maupun Barat, sampai mereka mengatakan, 'Allahu ahad, laa syarika lahu..-Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.." Cerita mengenai dialog Syurahbil bin Hasanah dan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ini ditulis oleh Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam bukunya, "Abu Bakar Ash-Shiddiq: Syakhsiyatuhu wa 'Ashruhu". (Mesir: Daar At-Tauji' wa An-Nasyr Al-Islamiyah, 2002, hlm. 337-338). Ash-Shallabi kemudian juga menulis tekad kuat khalifah pertama itu untuk menaklukkan negeri Syam.