Chereads / 4 Khulafaur Rosyidin / Chapter 6 - Menjalankan Pasukan Usamah

Chapter 6 - Menjalankan Pasukan Usamah

Pasukan Usamah (bahasa Arab:جيش أسامة) adalah pasukan terakhir yang terbentuk atas perintah langsung Rasulullah saw untuk menghadapi serangan pasukan imperium Romawi. Pasukan ini dikenal dengan nama pasukan Usamah karena berada dibawah komando Usamah bin Zaid sebagai panglima perang. Disebabkan ketidak taatan sejumlah sahabat dimasa Nabi Muhammad saw masih hidup, pasukan ini tidak bergerak. Dalam keyakinan Syiah, Nabi Muhammad saw mempunyai maksud dan tujuan lain dalam pembentukan pasukan ini yang telah dipersiapkannya untuk menghadapi berbagai peristiwa yang dimungkinkan terjadi pasca wafatnya.

Satu atau dua bulan sebelum adanya perintah pembentukan Pasukan Usamah, terjadi peristiwa Ghadir, dimana pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad saw menetapkan Ali bin Abi Thalib as sebagai penggantinya. Penetapan tersebut bagi pihak-pihak yang bertentangan dengan Ahlulbait as menjadi keputusan pahit yang sangat sulit diterima, karena itu sejak itu mereka telah memikirkan langkah-langkah agar penetapan Rasulullah saw tersebut bisa dibatalkan atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Menurut catatan sejarah, Nabi Muhammad saw sebelum wafatnya, telah menyampaikan kepada sejumlah sahabatnya mengenai kemungkinan usianya tidak lama lagi. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Nabi Muhammad saw satu bulan sebelumn wafatnya telah mengabarkan berita kewafatannya. Hal ini membuat sejumlah sahabat menyadari Nabi Muhammad saw tidak lama lagi bersama mereka.

Munculnya klaim sejumlah orang yang mengaku sebagai nabi, juga menjadi peristiwa penting dimasa-masa akhir usia Nabi Muhammad saw. Meski dalam keadaan demikian, Nabi Muhammad saw tidak menggerakkan pasukan untuk menghadapi pihak-pihak yang mengaku nabi tersebut, melainkan membentuk pasukan yang diperintahkannya untuk bergerak menuju kawasan Mediterania.

Kemungkinan tujuan utama Nabi Muhammad saw membentuk Pasukan Usamah adalah untuk membalas kekalahan pasukan Islam pada Perang Mutah, yang dalam perang tersebut tiga sahabat dekat Nabi saw meraih syahadah, yaitu Ja'far bin Abi Thalib, Abdullah bin Rawaha dan Zaid bin Haritsah (ayah Usamah). Bisa dikatakan, alasan memilih Usamah sebagai panglima pasukan juga memiliki keterkaitan erat dengan kesyahidan ayahnya pada Perang Mutah.

Pada sisi lain, jika melihat hari-hari terakhir Rasulullah saw, bisa dikatakan Nabi Muhammad saw memiliki tujuan lain dari pembentukan pasukan tersebut. Diantaranya, hendak mengosongkan Madinah dari sahabat-sahabat yang rakus kekhilafahan.

Pesan yang hendak disampaikan Nabi Muhammad saw dengan mengangkat Usamah sebagai panglima pasukan yang saat itu usianya masih terbilang muda, adalah bahwa parameter pengangkatan pemimpin tidak didasarkan pada jumlah usia, melainkan dari kelayakan dan kecakapannya. Setelah Rasulullah saw wafat, pihak yang menentang pengangkatan Ali bin Abi Thalib as sebagai khalifah menjadikan usianya yang lebih muda dari sahabat-sahabat senior lainnya sebagai alasan penolakan. Nabi Muhammad saw mengangkat Usamah bin Zaid sebagai komandan pasukan yang dibentuknya. Ayahnya Zaid bin Haritsah adalah budak yang dimerdekakan oleh Rasulullah saw dan diantara sahabat yang pertama masuk Islam, yang dengan itu Zaid dan puteranya Usamah disebut Mawali Nabi saw (budak-budak yang dimerdekakan Nabi). Kuniyah Usamah adalah Abu Yazid dan Abu Kharijah, sebagian pendapat menyebutkan Abu Yazid memiliki kemungkinan terdistorsi menjadi Abu Yazid. Oleh karena usia Usamah 19 tahun saat Nabi Muhammad saw wafat, maka hal tersebut menunjukkan ia lahir sekitar 4 tahun setelah Bi'tsah.

Pasca pengangkatan Usamah bin Zaid sebagai pimpinan pasukan, sebagian pihak menentang keputusan tersebut. Thabari menukil perkataan Ibnu Abbas yang menyebutkan adanya penentangan dari orang-orang munafik. Dalam literatur sejarah dicatat diantara penentang tersebut bernama 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah al-Makhdzhumi. Syaikh Mufid menuliskan diantara penentang tersebut juga terdapat nama Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Alasan ditolaknya Usamah, karena usianya yang dianggap masih sangat muda untuk menjadi seorang panglima pasukan, yang saat itu usianya baru 17 atau 18 atau 19 atau setidaknya tidak lebih dari 21 tahun. Mereka berkata kepada Nabi Muhammad saw, "Seorang pemuda yang baru mengenal dunia kemiliteran, engkau angkat menjadi pemimpin kami?"

Waktu Pembentukan

Pasukan Usamah dibentuk Rasulullah saw pada akhir bulan Muharram atau menurut riwayat lain pada akhir bulan Shafar tahun 11 H. Nabi Muhammad saw memerintahkan kaum Muslimin untuk berperang melawan Rum dengan menetapkan Usamah sebagai pemimpin pasukan, sebagaimana ayahnya Zaid yang juga menjadi komandan perang pada tahun 8 H pada Perang Mutah. Usamah kemudian berangkat menuju Jurf di dekat Madinah, dan kaum muslimin pun mengikutinya.

Jumlah Pasukan

Mengenai jumlah total pasukan Usamah terdapat beragam pendapat, ada yang menyebut 700 orang, 4000 orang bahkan pendapat lain menyebutkan 12 ribu orang. Sedangkan pasukan Usamah di masa kekhalifahan Abu Bakar disebutkan berjumlah total 3000 orang. Menurut sejarah pasukan Usamah bermaksud menuju Balqa dan Darum di Palestina.

Deklarasi

Mayoritas yang hadir saat Pasukan Usamah resmi dideklarasikan adalah dari kalangan Muhajirin. Ibnu Ishak mengatakan, "Semua Muhajirin generasi awal pergi bersama Pasukan Usamah." Pendapat tersebut dikuatkan oleh Waqidi yang menyatakan, "Tidak ada seorang Muhajirin generasi awalpun yang tinggal kecuali semuanya ikut bersama pasukan." Sebagian pendapat juga menyebutkan, bahwa yang diikutkan dalam pasukan ini adalah orang-orang yang terkemuka dari kalangan Anshar dan Muhajirin.

Literatur sejarah juga menyebutkan secara khusus diantara nama tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan sahabat yang ikut dalam Pasukan Usamah, diantaranya Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Oleh Ibnu Katsir, Abu Bakar dikecualikan sebagai tokoh sahabat yang ikut dalam pasukan Usamah, dikarenakan adanya periwayatan yang menyebutkan keberadaan Abu Bakar di Madinah dan menggantikan Nabi Muhammad saw sebagai imam salat dikarenakan sakit.

Misi Pasukan

Dua misi utama Pasukan Usamah berdasarkan literatur sejarah adalah untuk mempersiapkan dengan cepat pasukan militer dan melakukan serangan mendadak terhadap Roma. Nabi Muhammad saw memerintahkan agar segera dibentuk pasukan perang, dan berkata kepada Usamah, "Seranglah musuh pada saat fajar, dan bergeraklah mencapai musuh dengan cepat, lebih cepat dari sampainya sebuah berita."

Diriwayatkan pula, bahwa adanya permintaan kepada Nabi Muhammad saw agar penyerangan pasukan Usamah ditunda sampai kesehatan Nabi saw membaik. Permintaan tersebut diantaranya diajukan oleh Ummu Aiman. Namun Nabi Muhammad saw tetap pada keputusannya, dan memerintahkan, "Jalankan perintah, dan berangkatkan pasukan Usamah secepatnya."