Perang Mu'tah bermula dari pembunuhan utusan yang dikirim Rasulullah kepada penguasa Bushra. Di tengah perjalanan, utusan itu ditangkap dan dibawa ke hadapan kaisar kemudian kepalanya dipenggal. Tindakan ini merupakan suatu pelecehan sekaligus pelanggaran berat karena menyalahi aturan politik Internasional. Selain itu, 15 orang sahabat Rasulullah juga dibunuh di Dzat Talh.
Perang Mu'tah bermula dari pembunuhan utusan yang dikirim Rasulullah kepada penguasa Bushra. Di tengah perjalanan, utusan itu ditangkap dan dibawa ke hadapan kaisar kemudian kepalanya dipenggal. Tindakan ini merupakan suatu pelecehan sekaligus pelanggaran berat karena menyalahi aturan politik Internasional. Selain itu, 15 orang sahabat Rasulullah juga dibunuh di Dzat Talh.
Rasulullah kemudian mempersiapan pasukan yang terdiri atas 3.000 prajurit untuk menghadapi kekuatan Romawi yang berjumlah 200 ribu orang. Kepada pasukannya, Rasulullah berpesan "Berperanglah kalian atas nama Allah, di jalan Allah, melawan orang-orang yang mengingkari Allah."
Jangan berkhianat; jangan mencincang; jangan membunuh anak-anak, perempuan, orang yang sudah tua renta, orang yang menyendiri di biara Nasrani; jangan menebang pohon kurma dan pohon apa pun; dan jangan merobohkan bangunan. Rasulullah pun menegaskan puncak dari agama adalah Jihad.
Dalam peperangan tersebut, pasukan Muslim yang dipimpin panglima Khalid bin Walid mampu mengalahkan pasukan Bizantium. Sejak itulah, Suriah bagian selatan menjadi bagian dari wilayah Islam. Sedangkan, pembebasan Damaskus sesungguhnya baru dimulai pada 634 M di bawah perintah Khalifah Abu Bakar As Sidiq dan Umar Bin Khattab. Pada masa ini, Islamisasi wilayah Suriah mencapai puncaknya.
Setelah Damaskus menyerah kepada Islam, keamanan nyawa, harta, dan gereja penduduk Damaskus dijamin oleh penguasa baru tersebut dengan syarat mereka mau membayar pajak (jizyah). Setelah itu, kaisar Heraklius dari Bizantium sempat melakukan serangan balik yang membuat kaum Muslimin mundur dari Yerussalem dan Damaskus untuk beberapa saat.