"Masya Allah, apa benar dia jodoh aku ya?" May terus membayangkan wajah Rahman yang begitu tampan di benaknya. Sejak kejadian tadi siang, May terus saja membayangkannya.
"Coba aku cari di sosial media, barang kali dia juga menggunakan sosial media. Sudah juga tidak buka Instagram."
"May, kamu sudah tidur?"
Lagi-lagi Mama selalu ganggu May saat sedang asyik berkhayal.
"Duh, lagi-lagi Mama selalu saja ganggu!" May berdiri, dan menunda untuk melihat Instagram miliknya.
"Belum, Ma. Sebentar aku buka dulu pintunya."
Krekk! Suara pintu terdengar.
"Ada apa, Ma? Aku harus bantu apa lagi?"
"Baru juga jam segini, sudah mau tidur saja."
"Memangnya apa apa lagi, soalnya aku capek banget hari ini, Ma!"
"Tidak apa-apa. Mama boleh masuk!"
"Iya, masuk saja."
May dan mamanya masuk ke kamar dan duduk di atas ranjang tidur.
"Begini, Mama tidak minta bantu kamu apa-apa lagi kok. Mama hanya ingin katakan sesuatu untuk kamu."
"Tentang apa, Ma?"