"Sebenarnya kenapa ya? Tidak biasanya Attar marah sama aku sampai seperti ini. Sudah hampir satu Minggu dia tidak ada kabar. Biasanya dia yang paling tidak bisa tanpa kabar aku."
"Menurut aku sih, ini marahnya sudah berlebihan Nay. Masa iya, hanya di cuekin beberapa jam marahnya sampai berhari-hari. Ini kan tidak masuk akal."
"Nah, itu dia yang aku pikirkan. Tidak mungkin banget kan, jangan-jangan ada sesuatu yang buat dia jadi seperti ini. Tapi apa ya? Sosial media dan nomor handphone dia tidak aktif sampai sekarang."
"Aku juga tidak tahu mau bantu kamu dengan cara apa, Nay. Aku juga bingung soalnya." Ucap May dengan lemas.
"Ya sudah, jangan begitu juga kali gaya kamu. Aku jadi kesel liat muka kamu, Haha! Yang sedih aku, yang pura-pura lemas kamu."
"Kan aku ikut merasakan kesedihan kamu, Nay! Kalau aku sudah nangis sepanjang malam, sepanjang kenangan deh pokoknya."
"Uh, lebay lu. Sudah ah, ayo kita masuk. Sebentar lagi mungkin bel bunyi."
"Iya deh. Yuk!"
***
