Suara itu terasa dekat tapi Xiao Chen tetap tidak bisa menemukan orangnya. Dia mulai berpendapat bahwa dirinya sedang dipermainkan oleh sosok hantu atau semacamnya.
"Berhenti berlagak misterius. Tunjukkan dirimu!" bentak Xiao Chen kehilangan kesabarannya.
"He he he," tawa suara itu mengalun. Tak berselang, sekelebat sosok muncul di satu arah, kemudian menghilang dan muncul lagi di tempat berbeda. Sebelum akhirnya muncul di depan Xiao Chen, mengagetkannya hingga hampir jatuh.
"Anak kecil, kau cukup berani, bukan?" kata sosok itu sambil tersenyum aneh. "Aku adalah roh Dao Ancestor, pendiri sekaligus leluhur metode kultivasi manusia."
Bukannya terkejut, Xiao Chen justru menaikkan alisnya. Sedikit heran dan tentu tidak percaya. Itu benar, karena penampilan sosok di depannya ini sangat aneh dan berantakan. Daripada menyebutnya sebagai leluhur manusia, lebih cocok untuk menyebutnya sebagai pengemis yang amat miskin.
"Kalau kau Dao Ancestor, aku adalah Tuan Penguasa Seluruh Alam. Tidakkah kau harus bersujud sekarang?" kata Xiao Chen dengan menaikkan kepala.
Dalam hati Xiao Chen berpikir, "Huh. Jangan kira aku tidak tahu, kau mencoba membohongiku, kan? Mari kita lihat siapa yang lebih pintar!"
"Bocah ingusan! Beraninya menyebut diri sebagai Tuan Penguasa! Apa kau mau mati, hah!" pekik sosok itu yang kelihatannya kesal. Entah sadar atau tidak, tapi dia berhasil terprovokasi oleh pernyataan Xiao Chen.
Xiao Chen merentangkan tangannya sambil berkata, "Bukankah kau sendiri mengaku sebagai leluhur manusia? Apa salahnya jika aku mengaku Tuan Penguasa?"
Leluhur manusia atau dikenal sebagai Dao Ancestor merupakan keberadaan kuno yang hidup jauh di era kuno. Bahkan masa hidupnya lebih jauh lagi dari era kekacauan.
Selama era kekacauan itu sendiri, bahkan hampir mustahil untuk menemukan sisa jiwanya. Menurut catatan yang tertulis, bahkan selama era kekacauan hanya satu orang yang pernah menemukan sisa warisannya dan orang itu adalah Tuan Penguasa itu sendiri.
Jadi, jika selama era kekacauan pun sisa jiwa sosok leluhur manusia itu sulit ditemukan, bagaimana di era sekarang itu muncul dengan mudah? Apalagi muncul di tempat acak tanpa fenomena atau hal-hal yang mengguncang surga lain yang menyertainya.
Tanpa banyak berpikir pun Xiao Chen yakin bahwa sosok ini hanyalah orang aneh acak yang berniat menipunya untuk tujuan tertentu.
"Jadi, kau tidak percaya kalau aku leluhur manusia?" tanya sosok itu dengan ekspresi tidak senang. Wajahnya suram saat pancarannya berubah menakutkan. Tubuhnya dikelilingi oleh energi berkobar tetapi berwarna biru cerah. Sangat kontras dengan pembawaan seramnya.
Bukannya takut, Xiao Chen justru memasang ekspresi rumit, sebelum akhirnya berkata, "Kau justru terlihat aneh sekarang? Baiklah, baiklah. Cukup bercandanya. Katakan, siapa kau sebenarnya?"
Sosok pria tua berambut berantakan itu tiba-tiba melotot tajam sebelum melipat tangannya dan jatuh terduduk dengan kesal. Dia bahkan tidak persis orang tua yang berwibawa, justru terlihat seperti gadis muda yang labil.
Melihat itu, Xiao Chen tidak bisa tidak terkejut hingga melongo tak percaya. Bahkan keterkejutannya jauh lebih besar daripada mempercayai orang ini adalah leluhur manusia seperti pengakuannya.
"He he, aku lebih percaya kalau orang ini seorang hantu gadis yang merubah diri untuk menggoda manusia! Lihatlah perilakunya? Bah!" batin Xiao Chen tertawa tak berdaya.
"Kau tidak terlalu bodoh," kata sosok itu tiba-tiba dengan nada kesal. Tak berselang, tubuhnya bercahaya terang sebelum kemudian berubah.
Xiao Chen yang awalnya hanya terkejut, sekarang benar-benar terbelalak. Sosok tua di hadapannya berubah menjadi sosok mungil yang menggemaskan. Itu bukanlah gadis muda biasa, melainkan seorang loli yang imut. Penampilannya yang cerah memancarkan warna yang hidup di sekelilingnya.
"Iblis! Kau pasti iblis!" pekik Xiao Chen sambil menunjuk.
Xiao Chen tidak pernah mendengar ada anak manusia yang bisa merubah bentuk tubuh kecuali hantu atau iblis, apalagi itu hanya seorang loli imut. Bahkan dirinya sendiri tidak bisa melakukannya.
Sejauh yang Xiao Chen tahu, hanya orang-orang dengan kekuatan Alam Kaisar atau diatasnya yang bisa melakukannya, tapi itu pun hanya bisa merubah wajah sebagai penyamaran, bukan seluruh tubuh. Selain itu, hanya iblis yang bisa bebas merubah wujudnya.
Tidak berlebihan jika Xiao Chen menyebut loli ini adalah iblis karena hanya iblis yang bisa merubah diri sesuai keinginannya. Bahkan Xiao Chen ragu bahwa bentuk loli ini hanyalah bentuk lain darinya, bukan bentuk aslinya.
"Apa yang kau katakan! Siapa yang iblis?" bentak loli itu marah. Dia kemudian berdiri, tapi anehnya dia langsung melayang di udara alih-alih berpijak pada tanah.
"T-tidak salah lagi! Kau bisa melayang, kau pasti iblis yang menyamar!" tunjuk Xiao Chen tergagap. Sekarang mulai takut karena menurut yang dia tahu, Iblis memiliki kemampuan yang sangat tidak normal dan tidak ada cara baginya untuk melawan.
Ptaak!
Loli itu bergerak ke depan dengan cepat ke arah Xiao Chen, dan tiba-tiba bunyi renyah bergema di seluruh gua. Kepala Xiao Chen dipukul dengan keras, namun alih-alih menggunakan tenaga, pukulan itu hanya menjadi pukulan biasa.
Faktanya, itu adalah pukulan yang benar-benar biasa dimana biasanya digunakan oleh beberapa gadis untuk memukul pria mereka yang cerewet.
Mendapat pukulan itu, Xiao Chen langsung memegangi kepalanya dan mulai mengutuk, mengumpat hingga menyumpahi loli mungil itu tanpa henti. Namun, loli mungil yang menggemaskan itu hanya memasang ekspresi penuh kemenangan.
Setelah beberapa saat, akhirnya suasana mulai tenang kembali. Kali ini Xiao Chen tidak banyak bicara, dia hanya sesekali mengelus kepalanya sambil mencuri pandang ke loli yang kini berdiri mengambang di atas permukaan kolam.
"Kau orang pertama yang sampai ke tempat ini setelah ratusan tahun lamanya," kata loli itu memecah kesunyian.
Xiao Chen tidak lagi terkejut soal pernyataannya tentang berapa lama waktu yang disebutkan. Hal-hal mungkin bisa saja terjadi, apalagi fakta bahwa gadis mungil ini bisa melayang di udara dan merubah tubuh menjadi lelaki tua.
"Jadi, apa maksudnya itu? Sebelum itu, aku ingin bertanya, apakah kau yang membawaku ke tempat ini? Jika ya, apa tujuanmu?" tanya Xiao Chen dengan nada yang tidak tinggi namun juga tidak rendah.
"Benar. Aku tahu kau bisa melihatku sebelumnya dengan penglihatan anehmu. Lalu, kau bisa memasuki Istana Raja Surgawi yang bahkan orang lain tidak bisa menemukannya, apalagi memasukinya. Selanjutnya, kau memperoleh Mutiara Bintang Sembilan. Aku mulai berpikir bahwa ini semua tidak sesederhana kebetulan belaka, pasti ada sesuatu yang membuatmu seberuntung itu," terang loli itu dengan suaranya yang menyenangkan.
"Istana Raja Surgawi? Mutiara Bintang Sembilan? Apa itu?" tanya Xiao Chen penasaran.
Dia lebih tertarik untuk mengetahui kedua hal ini daripada keluhan loli mungil itu. Menurutnya, jika tahu tentang keduanya, mungkin dirinya bisa mendapatkan pencerahan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Benar juga. Kau pasti tidak tahu, bahkan sangat sedikit orang yang tahu," kata loli itu dengan kesadaran. Kemudian melanjutkan, "Pertama-tama kau harus tahu dulu tentangku. Namaku adalah Ziyan."
"Ziyan? Oh, nama yang cocok untuk penampilan mungilmu. Aku Xiao Chen," kata Xiao Chen mengangguk setelah beberapa penilaian. "Cukup perkenalannya, katakan apa yang kau tahu?"
"Xiao Chen? Kau orang yang menarik!" Ziyan tertawa tidak senang, kemudian melambaikan tangannya ke permukaan kolam sebelum melayang ke sisi Xiao Chen. Dia berkata, "Kau bisa melihatnya sendiri."
Wush!
Segera, sebuah adegan terbentuk di permukaan air kolam. Adegan demi adegan sangat jelas, seolah-olah itu adalah film yang diputar dengan resolusi tinggi.