Dia masihlah seorang bocah naif yang dikirim ke luar Dreamtown dalam keadaan tak tahu apa-apa.
Kehidupan nyaman yang ia jalani selama ini langsung sirna seketika.
Tidak ada lagi makanan mewah yang bisa ia makan, juga pakaian yang nyaman, tempat tidur empuk, serta kehangatan lingkungan.
Ia hanya inget namanya saja.
Terlalu mempercayai orang lain membuatnya jadi demikian.
Sekarang ia berjalan seperti orang linglung. Apa yang tengah ia lakukan dan di mana ia berada.
Perutnya juga tiba-tiba berbunyi.
Padahal ia yakin sudah mengisinya sebelum ini.
Kepalanya teras pusing, ia melihat bayangan sekilas, barulah ia ingat dirinya anak sebatang kara tanpa mengenal orang tuanya.
Ia hidup dengan cara berpindah-pindah. perutnya kembali berbunyi, ia harus makan.
Namun ia tak memiliki uang untuk membeli sesuatu.
"Apa kau lapar?" tanya seseorang.
Ia segera menoleh dan mendapati ada dua orang pria dewasa tengah tersenyum padanya.