Baginya kadang ketika ia masih mengira-ngira apakah itu hanya mimpi biasa, ia tak pernah tahu kalau memang itu nyata, ia telah dibantu oleh orang-orang baik dan sudah tak menjadi budak lagi.
Harinya jadi terasa lebih menyenangkan.
Makanannya ia melakukan beragam hal untuk mereka, dengan niat untuk membantu, jangan hanya jadi beban semata untuk mereka.
Meski hanya hal kecil sekali pun ia sangat ingin menolong, makannya kadang-kadang yang lain ikut merasa tak enak, apalagi Dexa, takutnya nanti malah terjadi hal yang tak diinginkan.
Ketika mengutarkan keinginannya, Dexa kaget, jadi ia mengatakan hal ini pada Bilar, haruskah anak itu diajak juga, jadi wudah beberapa hari juga ia menunggu untuk bekerja tapi selalu saja ditolak, dengan mengatakan bahwa ia harus istirahat saja, lagipula masih harus menyembuhkan luka-luka.