Lula melongo tak percaya atas sikap kasar dari pujaan hatinya. padahal dia hanya menanyakan tentang perasaan Adrian. Tapi pada akhirnya hanya mendapatkan kenyataan pahit yang memalukkan.
Adrian bahkan tak memiliki perasaan yang sama seperti dirinya. Kini dia bisa merasakan tatapan para pelayan yang lain. Mereka semua terlihat meremehkannya.
"Sialan!" desisnya.
Lula lantas mendongak perlahan dan menatap dekat iris mata milik Adrian. Obsesi yang begitu besar masih tampak kentara di dalam tatapannya. Lula hanya menginginkan Adrian, bukan pria lain.
Kening Adrian tampak berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu satu sama lain. Pelayan di hadapannya terlihat begitu sempurna dan juga kurang ajar sampai berani mengatakan hal yang tak masuk akal. Adrian tak pernah menyangka kalau dia memperkerjakan seseorang yang tidak waras.