Adrian yang baru saja mendapatkan nasehat dari wanitanya, sontak hanya bisa diam membisu karena tak bisa mengatakan apapun. Meski Adrian sebenarnya merasa cukup kesal karena dia terus dipaksa untuk memaafkan semua orang yang telah menyakitinya selama ini.
Bukan Adrian namanya jika bisa memaafkan musuhnya dengan mudah setelah mereka semua mengukirkan luka yang cukup dalam hingga menimbulkan trauma. Bukan hanya Abraham, Aisha dan juga Max saja yang telah membuat harapannya hancur. Namun juga beberapa orang terdekatnya yang memilih untuk berpaling dan mulai mendukung trik licik ibu tirinya.
Sophia menghela napas perlahan karena dia sadar baru saja mengatakan hal yang cukup sensitif. "Uhm, Tuan … hari semakin larut dan sepertinya kita harus segera beristirahat karena besok masih ada banyak hal yang perlu dilakukan. Anda juga pasti merasa lelah, bukan?"
Adrian menganggukkan kepalanya perlahan. "Baiklah, selamat malam dan beristirahatlah."
