Sophia lantas berdiri dari tempat duduknya. Napasnya yang kini tampak memburuk terlihat naik turun dengan wajah merona. Adrian terus aja menggodanya dengan berbagai kalimat manis yang terdengar menyenangkan.
Meski Sophia ingin menolaknya sekalipun dia tak bisa dan pada akhirnya memilih untuk pergi ke luar agar bisa menekan perasaan aneh yang mulai muncul di dalam benaknya secara perlahan.
Namun sebelum langkahnya benar-benar menjauh, Adrian kembali mencekal pergelangan tangannya hingga Sophia langsung berhenti melangkah dan menoleh dengan keningnya yang tampak berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu.
"Tu-tuan?"
Adrian menari sudut bibirnya hingga membentuk senyum tipis sambil menaikkan sebelah alisnya. "Mau kemana?" tanyanya.
Saliva yang ada di dalam mulutnya terasa mengering. Sophia bahkan bisa merasakan adanya sebuah benda asing yang seolah berada di dalam kerongkongannya.
"Sa-saya ingin mengambil minuman," kilahnya.