Selly menarik paksa pergelangan tangan Dila. Sebab Dila terus saja mengabaikan panggilannya dan bersikap seolah tidak mengenalnya.
Lantas Dila menoleh dengan dahi yang tampak berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. "Apa, sih?!" sentaknya sambil menepis cengkraman di tangannya.
Selly menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa menghindariku terus?" tanyanya penasaran.
Bukannya menjawab, Dila justru terkekeh pelan. Kenapa Selly kini pentingnya seolah peduli padanya?
Padahal Selly jelas-jelas mengabaikannya saat meminta tolong dan gadis itu bahkan memalingkan wajahnya.
"Aku tidak ingin bicara denganmu!"
Selly kembali mengerutkan keningnya. "Kenapa? Kalau aku sempat melakukan kesalahan, maka tolong maafkan--"
"Berhenti berpura-pura baik!" Dila menyela dengan napasnya yang memburu karena menahan amarah.
Dila sebenarnya tidak ingin membuang waktunya hanya untuk marah-marah, namun dia tidak bisa mengontrol emosinya yang semakin menggebu-gebu saat berhadapan dengan Selly.