"Tuan, kami sudah menemukan tempat persembunyiannya--"
"Benarkah?!" Adrian menyela sambil berdiri dari tempat duduknya. Setelah mendapatkan kabar yang sejak semalam ditunggu, dadanya berdegup dengan kencang.
"Ayo kita pergi ke sana!"
Frans menganggukkan kepalanya dan memberi kode pada bawahannya itu untuk segera memandu. Tanpa basa-basi, Adrian langsung bergegas pergi.
Frans hanya mengikuti langkah atasannya dari belakang. Tak ada rasa keberanian sedikitpun untuk menentang keinginan Adrian. Sebab Frans tahu kalau menentang hanya akan membuatnya dipecat.
"Pelan-pelan saja melajukan mobilnya. Kita juga harus menyusun rencana!"
Adrian menoleh dengan dahi yang berkerut. "Aku tahu, tapi dia bisa saja kabur jika kita terlambat."