Adrian berdiri dari tempat duduknya setelah mendapatkan kabar dari salah satu bawahannya yang mengatakan tentang tempat terakhir yang dilewati oleh mobil Radit.
Tanpa basa-basi, Adrian langsung bergegas untuk pergi ke lokasi yang baru saja diterimanya. Namun langkahnya terhenti saat namanya kembali dipanggil oleh asistennya.
Adrian sontak menoleh dengan kening yang berkerut karena merasa heran. "Ada apa? Aku tidak bisa membuang waktu--"
"Tenangkan dirimu! Pergi ke tempat itu juga tidak ada gunanya karena dia tidak ada di sana." Frans bicara lantang agar bisa menyadarkan sahabatnya yang kini tidak berpikir secara rasional.
Hanya karena mendapatkan kabar, Adrian langsung bergegas untuk pergi tanpa memikirkan situasi.
Adrian tersentak kaget. Dia baru saja menyadari hal penting kalau tindakannya barusan terlalu gegabah. Adrian kembali mengusap wajahnya dengan kasar. Rasa khawatir yang berkumpul di dalam kepala sejak tadi membuatnya tak bisa berpikir dengan jernih.