Jessica mendaratkan pantatnya dengan kasar saat kembali ke rumahnya. Semenjak perbincangan yang cukup panas dengan ayahnya, Jessica tidak bisa lagi menahan rasa amarah serta kecewa yang sejak tadi menyelimuti hatinya.
Wajahnya kian terlihat merah. Namun kali ini bukan karena marah, melainkan karena merasa diremehkan.
"Padahal sudah lebih dari 2 tahun lamanya tidak bertemu, tapi dia justru menemuiku hanya untuk mengancam."
Dada Jessica semakin terasa bergemuruh saat mengetahui niat ayahnya bukan karena merasa rindu melainkan hanya agar bisa membuatnya kembali menjadi gadis yang patuh.
Jessica meremas ujung jarinya sendiri agar bisa menekan perasaan sakit yang terus saja berdenyut nyeri di dalam dadanya. Dia tidak ingin menangis setelah mendapatkan tamparan. Tapi secara mendadak air matanya meluncur begitu saja dan membasahi pipinya.
Jessica hanya bisa terisak sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Apa ayahnya serius tentang niatnya yang memutuskan untuk tidak mengirimkan uang?